06 April 2009

Kusir vs Supir

Suatu ketika di sebuah pasar, ada seorang kusir yg sedang mengendarai delman. Tiba-tiba di belakangnya ada angkot yg sedang buru-buru mengejar penumpang. Maklum jalanan di pasar itu sempit sehingga angkot tidak bisa menyalip. Lantas si supir meng-klakson delman itu. Namanya juga delman, meski diklakson ya tetap tidak bisa cepat.....

Kemudian, dengan wajah sangar si supir menjulurkan kepalanya keluar jendela angkot. Ia lalu berteriak kepada si kusir, "Woi!! Pak Kusir! Buruan..!!! Belum tahu ya? Saya pernah jadi preman di pasar ini!" Kusir itu pun dengan santai menjawab, "We, Pak Supir..! Seumur hidup saya jadi orang baik-baik aja ndak bangga..!" Akhirnya supir itu pun malu karena menjadi bahan tertawaan orang-orang di pasar.

26 Maret 2009

Mata Air Gila


Sebuah kisah di zaman dahulu. Suatu ketika, ada sebuah ramalan bahwa semua mata air yang ada di bumi ini akan kering. Dan setelah kurun waktu tertentu, akan muncul mata air baru. Mata air baru ini mengandung racun. Barangsiapa yg meminum mata air ini, akan menjadi gila.

Banyak orang yg tidak percaya ramalan ini. Hanya sebagian kecil yg percaya. Lalu, orang-orang yg percaya ini mengumpulkan dan menampung air sebanyak-banyaknya. Hingga tiba suatu waktu, terjadilah apa yg diramalkan tersebut. Semua mata air di bumi ini benar-benar mengering. Orang-orang mulai kebingungan mencari air. Akhirnya, mereka pun mulai kehausan.

Setelah kurun waktu tertentu, muncul mata air baru. Hampir semua orang di seluruh dunia meminum mata air ini karena saking hausnya. Akibatnya, sebagian besar orang menjadi gila karena racun dari mata air baru ini. Sebagian kecil yg tetap meminum air dari mata air lama, tetap sehat dan normal. Tetapi, karena sebagian besar orang di dunia ini telah gila, jadi, yg sebagian kecil inilah yg dikatakan gila.

23 Maret 2009

Hiduplah seorang yg sangat pelit. Prinsip yg dipegangnya adalah pengeluaran no, pemasukan yes. Suatu ketika, orang ini tercebur ke sungai yg cukup dalam karena terpeleset. Padahal dia tidak bisa berenang. Dia menjadi panik dan berteriak minta tolong.

Untungnya, ada orang lain di dekat sungai itu dan buru-buru ingin menolongnya. "Ayo keluarkan tanganmu!", kata si penolong. Tapi si pelit ini tidak mengeluarkan tangannya. "Ada apa denganmu? Ayo cepat keluarkan tanganmu! Supaya aku bisa mengangkatmu!", kata si penolong lagi. Si pelit tetap tidak mengeluarkan tangannya.

Kemudian, lewatlah seorang-yg ternyata-tetangga si pelit dan kenal baik dengan karakternya. "We.., bukan begitu caranya," ia berkata pada si penolong tadi. "Ayo cepat ambil tanganku! Nanti aku angkat kau dari situ!" Lalu, dengan cepat si pelit menangkap tangan tetangganya itu sehingga ia bisa diselamatkan.